Karanganyar
- Pukul 06.45 s/d 07.45 Wib dilaksanakan Upacara
Pemberangkatan Napak Tilas Pangeran Samber Nyawa dalam rangka rangkaian untuk
memperingati Hari Ulang Tahun ke 100 tahun (satu abad) Kabupaten Karanganyar
Tahun 2017. Bertempat di depan pemandian Sapta Tirta, Desa Pablengan Kecamatan
Matesih, dihadiri oleh Jajaran Forkompinda Kabupaten Karanganyar, Sekda
Kabupaten Karanganyar, Kepala SKPD Pemkab Karanganyar, Forkompincam Matesih dan
tamu undangan.
Pengibaran Bendera
Start dilakukan oleh Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo didampingi Dandim
0727/Karanganyar Letkol Inf Muhammad Ibrahim Muhtar Maksum dengan Jajaran
Forkompinda dan SKPD Pemda Karanganyar.
Peserta Napak Tilas
diikuti oleh Dinas/Intansi Pemkab Karanganyar, pelajar SMA/SMP, Ormas, Karang Taruna
dan masyarakat Kabupaten Karanganyar dengan Start di Pemandian Sapta Tirta
Pablengan Matesih sampai dengan Finish Tugu Tri Dharma Astana Mangadeg Giri
Bangun Matesih. Senin (13/11/17)
Rohadi di depan ratusan
peserta napak tilas menyampaikan, napak tilas perjuangan pangeran samber nyawa
adalah untuk mengenang salah satu pahlawan pendiri Karanganyar dan memperingati
satu abad Kabupaten Karanganyar.
"Napak tilas
mengambil rute dari lokasi wisata pemandian Sapta Tirta, Desa Pablengan dan
berakhir di Tugu Tri Dharma yang berada di Astana Mangadeg, lokasi pemakaman
Pangeran Samber Nyawa," tuturnya.
Dandim mengatakan,
kewajiban kita semuanya untuk mengambil pelajaran, serta nilai-nilai dari para
pahlwan, termasuk Raden Mas Said atau yang dikenal dengan sebutan Pangeran
Samber Nyawa.
"Napak tilas ini,
bertujuan meningkatkan nilai-nilai perjuangan dan menggugah semangat
patriotisme generasi muda. Pangeran Samber Nyawa mempunyai ajaran rumangsa melu
handarbeni (merasa memiliki), wajib melu hangrungkebi (merasa ikut membela) dan
mulat sarira hangrasa wani (Mawas diri) yang patut kita terapkan,”sebut Letkol
Muhtar.
Dijelaskan Dandim, awal
mula perlawanan Pangeran Samber Nyawa, berawal dari pemandian Sapta Tirta, Desa
Pablengan, Kecamatan Matesih. Perlawananan Pangeran Samber Nyawa terhadap
penjajah Belanda ini dilakukan, karena Belanda terlalu mencampuri urusan
internal Keraton Kartasura.
Raden Mas Sa’id bertapa
di Bukit Argotiloso dan mendapatkan wahyu untuk mengambil pusaka Tombak Tunggul
Naga. Tombak tersebut di kemudian hari dipergunakan Pangeran Samber Nyawa untuk
memukul mundur pasukan Belanda," tutupnya.
(01-Pendim
0727/Kra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar