Karanganyar - Presiden Joko Widodo meletakan batu pertama
(ground breaking) pembangunan Pondok Pesantren Majelis Tafsir Al-Quran (MTA).
Prosesi peletakan batu pertama, mengawali pembangunan ponpes tersebut.
Jokowi
tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Presiden didampingi sejumlah pejabat negara
antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Hal
itu disampaikan Jokowi saat menghadiri acara peresmian asrama putri SMA MTA dan
groundbreaking Pondok Pesantren Majelis Tafsir Al Qur'an di Desa Pojok,
Mojogedang, Karanganyar, Minggu (15/7/2018).
Awalnya,
Jokowi bicara tentang kritikan yang sering disampaikan kepada pemerintah. Dia
mengingatkan agar masyarakat bisa membedakan mana kritikan dan mana yang
mencela.
"Kita
ini sering tidak bisa membedakan. Pak ini kritik. Mana kritik? Tidak bisa
membedakan kritik dan mencemooh. Kritik dengan mencela, tidak ada
bedanya," katanya di depan ribuan warga MTA.
Menurutnya,
kritikan haruslah bersifat membangun. Selain itu, cara menyampaikannya pun
harus sesuai dengan etika bangsa Indonesia yang luhur. Kritik itu memberikan
masukkan yang konstruktif, dengan data-data, dengan solusi-solusi, sampaikan
tidak apa-apa," ujarnya.
Namun
kata Jokowi, yang terjadi di media sosial saat ini adalah banyaknya ujaran yang
bermakna menjelekkan dan cenderung ke arah fitnah. Dia mengaku tidak tahu siapa
yang membuat fitnah tersebut.
"Tapi
kalau sudah mencemooh, mencela, menjelekkan, menghujat, memfitnah, itu yang
banyak sekarang. Terutama di media sosial, enggak tahu siapa yang buat,"
ungkapnya.
Jokowi
pun mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu membangun Republik Indonesia.
Dengan bersatu, dia yakin Indonesia dapat menghadapi tantangan besar yang sudah
di depan mata. Banyak sekali tantangan besar, perang dagang, radikalisme,
revolusi industri. Kita bersatu saja belum tentu memenangkan kompetisi ini kok,
apalagi tidak bersatu," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar