Kodim
0727/Karanganyar -
Letkol Inf Andi Amin Latama S.Sos selaku Dandim Karanganyar yang baru
menghadiri Festival Kopi Karanganyar Lawu 2019, di plataran Kafe Jamu
Karanganyar sebelah timur alun alun Karanganyar, Sabtu (02/3/2019).
Ratusan masyarakat yang
didominasi kaum remaja dan para penikmat kopi, penuhi pelataran selatan taman
air mancur Karanganyar dalam Festival Kopi Lawu 2019 Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah.
Bupati Karanganyar Drs. H.
Juliyatmono MM yang hadir beserta Forkopimda di dampingi assisten dan beberapa
kepala OPD dalam festival kopi lawu ini, sangat antusias melihat animo
masyarakat pecinta kopi di Karanganyar sangat luar biasa.
Kopi adalah komoditas expor non
migas yang sangat terkenal seantero dunia. Orang nomor satu di Bumi Intan Pari
ini berharap kopi lawu bisa mendunia melalui sentuhan hebat pemuda – pemuda
yang mampu meracik kopi lawu ini, menjadi luar biasa nikmat untuk dinikmati
berbagai kalangan.
Sementara Dofi Meihantoro sang
pemilik Doff Coffe menjelaskan, bulan Mei yang lalu kopi lawu yang mereka namai
Arabica Karanganyar meraih juara harapan II se Jawa Tengah.
"Ada rasa khas tersendiri
dari Arabica Karanganyar ini yang mampu membuat rasanya bisa bersanding dengan
kompetitor kopi-kopi lain yang sudah kawakan," ujar pemuda Karanaganyar
tersebut.
Mulai dari uji kekhasan dari
rasa kopi itu sendiri, kemudian ada uji cita rasa, kapping layak atau tidaknya,
ketebalan dan taste notesnya yang dinilai dewan juri.
Dovi juga menambahkan bahwa
sebenarnya kopi arabica Karanaganyar ini belum layak untuk dilombakan, bahkan
mendapat peringkat itu sudah lumayan. Karena kopi yang ia bawakan untuk dinilai
masih ada rasa getahnya.
“Kopi yang disuguhkan di festival
ini lebih enak dari yang dibawa lomba, karena sudah tidak ada rasa getahnya“,
imbuhnya.
Kopi dari tanam hingga panen
membutuhkan waktu yang lumayan lama yaitu 3 tahun, ada indukan tanaman kopi di
gunung lawu yang diambil dan di tanam di berbagai daerah di Karanaganyar yang
tanahnya cocok untuk ditanami kopi. Ada Gondosuli, Jenawi, Jatiyoso, Jatipuro
yang tanahnya cocok.
Dari indukan sama, akan tetapi
disetiap daerah yang ditanami kopi memiliki aroma rasa yang berbeda-beda
setelah diolah. “Paling enak yang di Gondosuli mas“, jelas Dovi. Ada ciri khas
sedikit asem yang membuat rasanya luar biasa nikmatnya.
(Lam-Pendim
0727/Kra)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar