Karanganyar - Rakor Persiapan Napak Tilas Sejarah Perjuangan
Pangeran Samber Nyawa (Raden Mas Said) dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten
Karanganyar ke 101 dengan Tema "Dengan napak tilas sejarah kepahlawanan
Raden Mas Said kita wujudkan Karanganyar Maju dan Demokratis ". Senin
(22/10)
Napak tilas akan di laksanakan pada Hari Minggu 4
Nopember 2018, Start dari SDN Kebak Jumantono pukul 07.00WIB, Finish di area
Parkir Bkompleks Astana Giri Bangun. Dengan jarak napak tilas 12 Km dengan rute
Start dari SD Negeri Kebak 2 Jumantono -
Dusun Gemantar melewati Sendang Ngancar - Dusun Banaran Sawur Desa
Gemantar (Pos l), Dusun Segawe Desa Tunggulrejo melewati sendang Klinthingan
(Pos ll), Dusun Mutihan dan Dusun Krajan Desa Koripan - Desa
Karangbangun - Astana Giribangun Astana Mangadeg (Tugu Tridharma), finish
di Parkir B Komplek Astana Giribangun.
Sambutan Bupati karanganyar yang dibacakan oleh
Drs.Tarsa. Msi (Kepala Disdikpora Kab. Karanganyar) Bicara tentang sejarah berdirinya Kab. Karanganyar
maka tidak akan lepas dari sejarah kerajaan mataram, dan tentunya sosok seorang
pangeran kharismatik bernama RM Said atau yang lebih dikenal dengan julukan
Pangeran Samber Nyawa.
Dalam rangka memperingati hari jadi Kab. Karanganyar
yang ke 101 ini, maka diadakan kegiatan napak tilas sejarah kepahlawanan
perjuangan Pangeran Samber Nyawa. Hal ini dimaksudkan untuk mengenang sekaligus
meneladani nilai - nilai perjuangan Pangeran Samber Nyawa utamanya bagi
generasi muda di bumi Intanpari.
Pangeran Samber Nyawa dikenal sebagai Panglima
Perang yang berhasil membina pasukan yang militan dengan konsep gerilyanya,
yang terbagi dalam 3 matra yaitu matra darat, matra laut dan matra gunung. Dalam
membina kesatuan bala tentaranya, Samber Nyawa memiliki motto Tiji Tibeh, yang
merupakan kependekan mati siji mati kabeh, mukti kabeh (gugur satu, gugur
semua, sejahtera satu, sejahtera semua).
Semboyan itu dilandaskan pada semangat Hanebu
Sauyun atau sifat serumpun tebu yang diartikan sebagai semangat keadilan itu
sendiri. Seperti perkataan Samber Nyawa "Hanebu Sauyun, Semangsa
Kalibaning Banyu Tan Kena Pinilih" yang artinya bagi serumpun tebu yang
sewaktu-waktu diberi air tidak boleh pilih kasih. Pangeran Samber Nyawa
menganggap pengikutnya sebagai sahabat bukan budak.
Pangeran Samber Nyawa pernah menulis surat
Wedatama yang didalamnya memuat ajaran tridharma yang sangat terkenal. 3 butir
ajarannya berbunyi Rumangsa Melu Hanggarbeni (Wajib ikut memiliki), Wajib Melu Hangopeni
(harus ikut mempertahankan), dan Mulat Sariro Hangrasa Wani (setelah
instropeksi harus bertindak).
Sebagai warga Karanganyar sepatutnya kita
meneladani ajaran tridharma Pangeran Samber Nyawa yang masih relevan untuk saat
ini. Utamanya diterapkan dalam tatanan pemerintahan maupun kemasyarakatan
dengan tujuan mencapai masyarakat Karanganyar yang maju dan sejahtera akan
dapat segera tercapai.
(Pendim
0727/Kra)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar