Ruwahan berasal dari kata Ruwah yang berarti arwah atau roh. Ruwah dijadikan sebagai bulan untuk mengenang leluhur untuk mendoakan arwah mereka. Di Jawa tradisi Ruwahan biasanya digelar 10 hari menjelang Ramadhan, namun pada umumnya dilaksanakan lebih awal karena untuk menghindari hari penyelenggraan. Secara umum ritual Ruwahan di jawa di mulai dari kenduri, doa bersama, hingga besrik (membersihkan )makam yang dipuncaki nyadran (berziarah). Bahkan sebagaian masyarakat Jawa pada pertengahan bulan syaban bersedekah dengan menyajikan panganan atau makanan khusus, yaitu kolak pisang, apem dan ketan.
Makna yang tersirat dan hikmah yang terkandung dari
pemberian sedekah tersebut adalah pihak yang menerima yang diharapkan ikut
mendoakan arwah para leluhur dari siempunya atau yang punya hajat, atau bagi pihak yang memberi sedekah
itu. Sebagai penceramah KH. Agus Ali Sadikin (Gus Ali Gondrong). Hadir dalam
acara tersebut Bapak Gubernur Jawa Tengah H Ganjar pranowo, Anggota DPRD
Kabupaten Karanganyar, Bupati Karanganyar, Muspika Karangpandan dan warga Kecamatan Karangpandan kurang lebih 2000 orang.(Pendim 0727/Karanganyar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar