Jumat, 21 November 2014

PAGELARAN WAYANG SEMALAM SUNTUK DALAM RANGKA HARI JADI KE-97 KABUPATEN KARANGANYAR




Irama gamelan yang rancak berpadu dengan suara merdu para sinden berjumlah 97 pesinden, seolah-olah ikut masuk menjadi salah satu tokoh dalam kisah dalam pertunjukan wayang kulit semalam suntuk yang dihelat oleh Pemerintahan Daerah Karanganyar di  Pelataran Alun-alun Kabupaten Karanganyar  dalam rangka menyambut Hari Jadi Ke-97 Kabupaten Karanganyar. Pertunjukan hiburan wayang kulit semalam suntuk tersebut dibawakan oleh Ki Manteb Sudarsono, Ki Joko Edan, Ki Enthus Susmono.

            Dalam sambutannya Bupati Karanganyar Drs. Juliatmono, MM  menyampaikan bahwa kesenian wayang kulit adalah kesenian tradisional Indonesia dan merupakan kebudayaan asli Indonesia,  dengan digelarnya pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini mampu memberikan hiburan kepada masyarakat Karanganyar dan mengingatkan kepada seluruh masyarakat  agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta kebersamaan agar tercipta kerukunan hidup antar umat beragama.

               Dalam pertunjukan wayang kulit semalam suntuk Ki Manteb Sudarsono, Ki Joko Edan, Ki Enthus Susmono mengambil cerita  JAGAL ABILAWA  mengisahkan bahwa Jagal Abilawa (muka dan sekujur badannya hitam) adalah nama samaran Raden Bratasena,yakni nama Wrekodara, pada waktu ia masih muda.

Dalam penyamarannya,  Bima alias Abilawa bekerja sebagai penyembelih hewan ternak . Dalam bahasa Jawa profesi penyembelih ternak itu disebut  jagal. Sebutan profesi itu melekat pada namanya, yaitu  Jagal Abilawa.  Ia bekerja pada seorang juru masak Istana Wirata bernama Demang  Welakas.

 Bima adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan putra Kunti, dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya berhati lembut. Di antara Pandawa, dia berada di urutan kedua dari lima bersaudara. Saudara seayahnya ialah Hanoman, wanara terkenal dalam epos Ramayana. Mahabharata menceritakan bahwa Bima gugur di pegunungan bersama keempat saudaranya setelah Bharatayuddha berakhir. Cerita tersebut dikisahkan dalam jilid ke-18 Mahabharata yang berjudul Mahaprasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.

Komandan Kodim 0727/Karanganyar mengatakan bahwa kita bisa mencontoh sifat-sifat dari tokoh pewayangan  Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri, gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur, serta menganggap semua orang sama derajatnya.        

            Turut hadir dalam Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini Komandan Korem 074/Warastratama  Kolonel Inf. Bakti Agus Fadjari, S.Ip, Kasdim 0727/Karanganyar, Wakil Bupati Karanganyar, Muspida, Muspika, Kapolres dan masyarakat sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bersholawat Dalam Rangka HUT KORPRI Ke 53 Tahun 2024

KARANGANYAR — Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andri Army Yudha Ardhitama, S.I.P., diwakili Letda Cpk Marimin menghadiri Bersholaw...