Irama gamelan
yang rancak berpadu dengan suara merdu para sinden berjumlah 97 pesinden, seolah-olah
ikut masuk menjadi salah satu tokoh dalam kisah dalam pertunjukan wayang kulit
semalam suntuk yang dihelat oleh Pemerintahan Daerah Karanganyar di Pelataran Alun-alun Kabupaten
Karanganyar dalam rangka menyambut Hari Jadi Ke-97 Kabupaten Karanganyar.
Pertunjukan
hiburan wayang kulit semalam suntuk tersebut dibawakan oleh Ki Manteb Sudarsono, Ki Joko Edan, Ki
Enthus Susmono.
Dalam
sambutannya Bupati Karanganyar Drs. Juliatmono, MM menyampaikan bahwa kesenian wayang kulit
adalah kesenian tradisional Indonesia dan merupakan kebudayaan asli Indonesia, dengan digelarnya pertunjukan wayang kulit
semalam suntuk ini mampu memberikan hiburan kepada masyarakat Karanganyar dan mengingatkan
kepada seluruh masyarakat agar tetap
menjaga persatuan dan kesatuan serta kebersamaan agar tercipta kerukunan hidup
antar umat beragama.
Dalam pertunjukan wayang kulit semalam
suntuk Ki
Manteb Sudarsono, Ki Joko Edan, Ki Enthus Susmono mengambil
cerita JAGAL ABILAWA mengisahkan bahwa Jagal
Abilawa (muka dan sekujur badannya hitam) adalah nama samaran Raden Bratasena,yakni
nama Wrekodara, pada waktu ia masih muda.
Dalam
penyamarannya, Bima alias Abilawa bekerja sebagai
penyembelih hewan ternak . Dalam bahasa Jawa profesi penyembelih ternak itu
disebut jagal. Sebutan profesi itu melekat pada namanya,
yaitu Jagal Abilawa.
Ia bekerja pada seorang juru masak Istana Wirata bernama Demang Welakas.
Bima adalah
seorang tokoh protagonis dalam wiracarita
Mahabharata. Ia merupakan putra Kunti, dan dikenal sebagai tokoh Pandawa
yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya
berhati lembut. Di antara Pandawa, dia berada di urutan kedua dari lima
bersaudara. Saudara seayahnya ialah Hanoman,
wanara
terkenal dalam epos Ramayana. Mahabharata menceritakan bahwa Bima gugur di pegunungan bersama
keempat saudaranya setelah Bharatayuddha
berakhir. Cerita tersebut dikisahkan dalam jilid ke-18 Mahabharata yang berjudul Mahaprasthanikaparwa.
Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap
mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
Komandan Kodim 0727/Karanganyar
mengatakan bahwa kita bisa mencontoh sifat-sifat dari tokoh pewayangan Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka
berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya
sendiri, gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur, serta menganggap
semua orang sama derajatnya.
Turut
hadir dalam Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini Komandan Korem 074/Warastratama Kolonel Inf. Bakti Agus Fadjari,
S.Ip, Kasdim 0727/Karanganyar, Wakil Bupati Karanganyar, Muspida, Muspika,
Kapolres dan masyarakat sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar