KodimKaranganyar - Napak Tilas Sejarah Kepalawanan Raden Mas Said |
Untuk mengenang sejarah kepahlawanan Raden Mas Said, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan "Pangeran Samber Nyawa". Pemerintah Kabupaten
Karanganyar bersama dengan Anggota Kodim 0727/Karanganyar, Polres Karanganyar,
Siswa-siswi Pelajar dan Ormas-ormas di Karanganyar, melaksanakan Napak tilas.
Napak tilas dimulai start dari lapangan Desa Jatisobo (Jatipuro) dan finish di
lapangan Desa Tlobosemon (Jatiyoso), Senin (04/11/19).
Napak
tilas tersebut merupakan rangkaian HUT ke 102 Kabupaten Karanganyar tahun 2019.
Dalam Napak tilas tampak hadir Bupati Karanganyar Drs. H. Juliyatmono, Wakil
Bupati H. Rober Christanto, Komandan Kodim 0727/Karanganyar dalam hal ini diwakili
oleh Mayor Inf Suwarko dan Kapolres Karanganyar AKBP Catur Gatot Efendi.
Disaat
apel pemberangkatan Napak tilas, diceritakanya sejarah singkat perjuangan Raden
Mas Said oleh Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kabupaten
Karanganyar. Sejarah singkat tersebut adalah Raden Mas Said pejuang kemerdekaan
Indonesia. Raden Mas Said lahir pada hari Ahad Legi, 4 Ruwah tahun Jumakir 1650
tahun Jawa atau 25 April 1725. Raden Mas Said adalah putra Pangeran Arya
Mangkunagara, cucu Kanjeng Sinuhun Susuhunan Pakubuwono l.
Raden
Mas Said berjuang melawan Belanda dari tahun 1741 sampai 1757. Dalam
perjuangannya, Raden Mas Said banyak membangun markas perjuangan di daerah
Karanganyar. Daerah Karanganyar adalah salah satu peninggalan sejarah, dari
berbagai tempat peninggalan sejarah perjuangan Raden Mas Said. Nama Karanganyar
adalah pemberian Raden Mas Said terhadap suatu wilayah yang pernah menjadi
markas perjuangannya.
KodimKaranganyar - Napak Tilas Sejarah Kepalawanan Raden Mas Said |
Wilayah
yang pernah menjadi markas perjuangan Raden Mas Said antara lain; Mojoroto
Mojogedang, Karanganyar, Segawe Karangsari Jatiyoso, Tlobo Jaatiyoso,
Hanggabayan Jumapolo, Druju Wukirsawit Jatiyoso, Sumokaton Matesih, Gunung
Mangadeg Matesih, Kerjo, Karangpandan, dan Gemantar Jumantono.
Di
Gemantar, Raden Mas Said cukup lama, bahkan di Gemantar Raden Mas Said pernah
terluka sampai berdarah karena terkena kerisnya sendiri sewaktu bertempur
melawan Kapten Scheder pemimpin pasukan Belanda. Kapten Scheder akhirnya
melarikan diri dan Raden Mas Said tidak bisa mengejar, karena kudanya
terperosok. Pada seat itulah Raden Mas Said diberondong menggunakan senapan
oleh Belanda, tetapi Raden Mas Said selamat tidak tembus oleh peluru.
Selama
di Gemantar, Raden Mas Said sering keluar daerah untuk berperang melawan
Belanda, tetapi selalu pulang kembali ke Gemantar, karena keluarganya tinggal
di Gemantar.
Sewaktu
di Gemantar inilah Raden Mas Said diambil mantu oleh Kanjeng Pangeran Arya
Mangkubumi, dinikahkan dengan putrinya yang bemama Raden Ayu lnten atau Kanjeng
Ratu Ageng. Pemikahan dilaksanakan di Sukowati (daemh Sragen) pada tanggal 15
Besar tahun Be 1672 tahun jawa atau 1747 Masehi.
Dalam
perjuangannya Raden Mas Said selalu menanamkan jiwa persatuan dan kesatuan
kepada pengikutnya, dengan falsafah dan ibu sakun serta selalu menanamkan jiwa
kebersamaan, kekeluargaan dan keadilan dengan falsafah tiji tibeh. Mati siji
mati kabeh, mukti siji mukti kabeh.
KodimKaranganyar - Napak Tilas Sejarah Kepalawanan Raden Mas Said |
Sampai
akhirnya Raden Mas Said kembali ke Keraton Surakarta pada hari Jumat Pon,
tanggal 5 bulan Jumadilakhir tahun 1682 tahun Jawa atau tahun 1756 Masehi. Senengkalan
panembahan Dwipangga ngoyag jagad dan menandatangani perjanjian Kalicacing
Salatiga pada hari Sabtu Legi, 5 Jumadilawal tahun 1683 tahun Jawa atau tahun
1757 Masehi. Sinengkalan Guna Bujangga Rasa Wani, selanjutnya Raden Mas Said
dinobatkan sebagai raja Mangkunegaran bergelar KGP Mangkunegara I.
Dalam
menjalankan pemerintahan Raden Mas Said selalu memberikan motivasi dan
menanamkan jiwa Luhur kepada para punggawa, maupun rakyatnya dengan falsafah: “Rumangsa
melu handarbeni. Wajib melu hangrungkebi. Mulat sariro hangroso wani”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar