Kodim Karanganyar - Lomba tari
kreasi perjuangan tingkat SLTA dan musik jalanan tingkat umum
se-Kabupaten Karanganyar, dalam rangka Komsos Kreatif tahun 2019 yang
diselenggarakan oleh Staf Teritorial Kodim 0727/Karanganyar siang tadi
secara resmi ditutup langsung oleh Dandim Letkol Inf Andi Amin Latama,
S.Sos. Kamis (14/8)
Dalam kesempatan tersebut Letkol Andi menyampaikan, “Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh peserta lomba, dan tidak lupa pula kepada Pasiter (Perwira Seksi Teritorial) beserta Stafnya sebagai panitia pelaksanaan lomba. Saya selaku Dandim mencoba meramu dan merubah, karena Saya melihat semakin kesini penghargaan terhadap suatu hasil karya. Apakah itu dalam bentuk tari ataukah dalam bentuk musik, terjadi degradasi. Bapak-bapak dewan juri yang ada di depan Saya ini pasti lebih paham.
Ditambahkan Dandim, bahwa di dalam perubahan zaman, begitu mudah pengaruh-pengaruh budaya luar masuk. Kalau kalian pernah dengar bahwa Negara Malaysia mengklaim tari tortor, hal itu sempat viral di medsos, namun sudah diluruskan. Dan ada lagi yang bilang, bahwa tari Reog juga dari Malaysia. Padahal orang-orang Indonesia yang menjadi warga negara Malaysia, yang dari keturunan Jawa Timur membuat paguyuban itu, tapi diakui. Ini semua menjadi tantangan buat adik-adik sekalian.
"Untuk adik-adikku yang telah berhasil memenangkan lomba, Kami ucapkan selamat. Dan bagi yang belum berhasil jangan pernah patah semangat, karena kegagalan adalah suatu keberhasilan yang tertunda", pungkasnya.
(Tr-Pendim 0727/Kra)
Dalam kesempatan tersebut Letkol Andi menyampaikan, “Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh peserta lomba, dan tidak lupa pula kepada Pasiter (Perwira Seksi Teritorial) beserta Stafnya sebagai panitia pelaksanaan lomba. Saya selaku Dandim mencoba meramu dan merubah, karena Saya melihat semakin kesini penghargaan terhadap suatu hasil karya. Apakah itu dalam bentuk tari ataukah dalam bentuk musik, terjadi degradasi. Bapak-bapak dewan juri yang ada di depan Saya ini pasti lebih paham.
Ditambahkan Dandim, bahwa di dalam perubahan zaman, begitu mudah pengaruh-pengaruh budaya luar masuk. Kalau kalian pernah dengar bahwa Negara Malaysia mengklaim tari tortor, hal itu sempat viral di medsos, namun sudah diluruskan. Dan ada lagi yang bilang, bahwa tari Reog juga dari Malaysia. Padahal orang-orang Indonesia yang menjadi warga negara Malaysia, yang dari keturunan Jawa Timur membuat paguyuban itu, tapi diakui. Ini semua menjadi tantangan buat adik-adik sekalian.
"Untuk adik-adikku yang telah berhasil memenangkan lomba, Kami ucapkan selamat. Dan bagi yang belum berhasil jangan pernah patah semangat, karena kegagalan adalah suatu keberhasilan yang tertunda", pungkasnya.
(Tr-Pendim 0727/Kra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar