![]() |
KodimKaranganyar – Upacara Hari Anti Korupsi Sedunia Kabupaten Karanganyar |
Bertempat di Halaman Kantor
Sekda Kabupaten Karanganyar, Senin (09/12/19), Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andi Amin Latama,
S. Sos., menghadiri Upacara Hari Anti Korupsi Sedunia.
Pada peringatan Hari Antikorupsi
Se-dunia ini saya ingin bercerita tentang contoh riil gerakan antikorupsi yang
telah dilakukan oleh founding fathers kita: Soekamo-Hatta. Kita tahu, dua tokoh
hebat yang kemasyhurannya diakui dunia ini memiliki kekuasaan yang luar biasa,
karena memegang mandat rakyat sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Namun,
sepanjang hidupnya,
mereka teryata justru memilih
laku marhaen. Meski berkuasa, Soekano-Hatta tetap tidak banyak harta. Bahkan
menjelang akhir hayatnya, dwitunggal itu menyisakan kisah yang membuat kita
mbrebes mili.
Suatu ketika, tatkala Bung
Karno masih di Istana Merdeka, terpaksa harus mengurungkan keinginannya untuk
sekadar makan pisang goreng dan nasi kecap, karena sama sekali tidak punya
uang. Bahkan, beberapa kali bapak proklamator itu harus pinjam uang kepada
ajudannya untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saking prihatinnya, di
akhir tahun 1969, dia harus muter-muter mencari pinjaman untuk menikahkan
putrinya.
Tidak jauh beda, Bung Hatta
sampai akhir hayatnya masih saja menyimpan brosur sepatu merek Bally. Ya, hanya
bisa menyimpan brosurnya, karena sepanjang hidup Bung Hatta tidak bisa
mewujudkan mimpinya untuk membeli sepatu itu. Bahkan, karena kehati-hatiannya
terhadap uang negara, Bung Hatta tidak mau menggunakan secarik kertas dari
kantor untuk keperluan pribadinya.
![]() |
KodimKaranganyar – Upacara Hari Anti Korupsi Sedunia Kabupaten Karanganyar |
Dari cerita itu bisa kita
bayangkan betapa sejatinya Iaku tidak koruptif sudah dijalankan oleh founding
fathers kita. Betapa Dwitunggal itu memegang teguh ajaran Ieluhur “Sepi Ing
Pamrih Rame Ing Gawe” dan “Memayu Hayuning Bawono”. Kita diwanti-wanti untuk
bekerja keras, tapi jangan tamak, jangan mengharap imbalan Iebih. Untuk apa?
Untuk menjaga hayuning bawona, menjaga keseimbangan kehidupan. Mereka sadar,
korupsi itu salah satu bentuk kejahatan destruktif yang tidak hanya akan
menghancurkan pribadi atau keluarga, tapi juga akan merusak tatanan masyarakat
dan negara. Ganyang Koruptor. Sistem dibangun, mental pejabat hingga masyarakat
dibenahi.
Dan kita di Jawa Tengah, sejak
2013 telah mencanangkan gerakan Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi Bukan hanya di
lingkungan Pemerintahan Provinsi, tapi juga seluruh pelosok Jawa Tengah. Di
kalangan pemerintahan, mental pejabat lama kita dobrak, sistem jadul kita
rombak. Pungli kita sikat dengan teknologi, setoran kepada atasan kita berantas
dengan lelang jabatan, manipulasi anggaran kita semprot dengan digitalisasi,
mafia-mafia proyek kita hantam dengan keterbukaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar