Karanganyar – Memasuki H-2 pemilihan umum
presiden (Pilpres) 9 Juli 2014, sebanyak 484 personel Polri di jajaran Polres
Karanganyar mulai bergeser secara serentak ke lokasi tempat pemungutan suara
(TPS), Senin (7/7). Bersama personel dari Kodim 0727/Karanganyar, aparat
kepolisian memberlakukan prosedur tetap (protap) operasi, di antaranya menahan
penggunaan peluru tajam.
“Tidak
dipersenjatai. Namun harus tetap siaga apabila sewaktu-waktu diperlukan. Jika
timbul persoalan, komandan pasukan segera lakukan koordinasi secara
berjenjang,” ujar Kapolres Karanganyar, AKBP Martireni Narmadiana kepada
wartawan, di sela apel pergeseran pasukan dalam rangka PAM TPS Pilpres, di
Alun-alun Karanganyar.
Ditambahkan
Kapolres, penggunaan pentungan dan senjata berpeluru karet lebih diutamakan
guna mendukung pengamanan di lokasi. Dalam pergeseran pasukan ini, satu
personel bertanggungjawab di dua lokasi TPS berjumlah 1916 titik. Meski
berposisi di luar TPS, namun aparat mutlak memantau perkembangan pencoblosan
sejak dimulai hingga penghitungan suara.
“Netralitas
TNI Polri harga mati, sanksi tegas menghadang jika ada anggota yang terlibat
politik praktis,” tegas dia.
Apel
gelar pasukan ini sekaligus melihat lebih dekat kesiapan sarana dan prasarana
seluruh satuan Polres Karanganyar, meliputi kendaraan dan perlengkapan
bertugas. Kapolres bersama Bupati Juliyatmono dan Wakil Bupati Rohadi Widodo
memastikan peralatan wajib tersedia di mobil patroli, misalnya kotak P3K, lampu
penerangan darurat, sirine dan kondisi mesin.
Terpisah,
Dandim 0727/Karanganyar, Letkol Inf Marthen Pasunda,S.Sos saat dimintai keterangan
tentang penggunaan senjata mengatakan, jika ekskalasi sudah gawat baru
menggunakan senjata api berikut amunisinya. Semua di bawah komando pimpinan
TNI.
“Protap
penggunaan peluru tajam hanya jika ada perintah dari panglima TNI, perintah
saya saja tidak berlaku,” tegasnya.
Sebanyak
298 personel Kodim 0727/Karanganyar bersiaga demi mendukung Polri. Termasuk
menyiapkan bantuan seratus personel dari Yonif 408 Suhbrasta. Dalam kesempatan
sama, Dandim memeriksa kesiapan anggotanya saat apel di Makodim.
“Jika
kepolisian sudah kewalahan dalam menghadapi massa, kami baru masuk. Harapan
kami, pasukan tetap di tempat yang berarti keadaan kondusif dan terkendali,”
terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar